For details about bluehers.com.Best knockoff watches.On The Online Website best luxury replica watches.Bonuses rolex replicas for sale amazon.Wiht 80% Discount https://www.montrerepliques.com/.pop over to this website https://cheapreplicawatch.net/.click for source fake richard mille.hop over to this site replica watches for sale in usa.redirected here the best replica watches in the world.next page www.gzwatches.com.my sources https://www.homeswatches.com/.pop over to this site quality replica watch.find more attorneywatches.check my source omega replica watches.discover this info here https://www.sextagheuer.com/.costly and then again, the copies are of less expense. franck mueller replica.click here to find out more richard mille replica.click this site https://www.petswatches.com/.Fast Delivery bell and ross replica watches.

Sejarah Berulang?

sejarah-berulang

Sejarah itu tidak berulang. Karena sejarah itu merupakan peristiwa terjadi pada waktu yang spesifik, dengan tokoh-tokoh juga tempat yang juga spesifik. Tentu saja, waktu itu tidak bisa diulang kembali bukan?

Yang berulang itu bukan sejarahnya, tapi polanya. Ya, polanya yang senantiasa berulang-ulang. Contoh paling nyata ada di dalam masa Rasulullah.

***

Pasca peperangan Badr, di tahun kedua hijriah, banyak tokoh utama Quraisy, yang senantiasa memerangi Rasulullah pada fase Mekah, terbunuh. Salah satunya adalah tokoh yang kebenciannya sudah mendarah daging kepada Rasulullah, yaitu Abu Jahal.

Seperti diriwayatkan dalam berbagai hadits, begitu Rasulullah menerima kabar itu, maka beliau berkata,

Fir’aun umat ini telah terbunuh.”

Padahal, Fir’aun yang selama ini kita kenal adalah Fir’aun yang hidup di masa Nabi Musa. Kisah tentang sosok Fir’aun ini pun tergambar jelas dan tersebar di banyak surat di dalam Al-Qur’an.

Dan kesamaan pola atas kisah antara Fir’aunnya Nabi Musa dengan Abu Jahal adalah, mereka yang sama-sama sombong tidak mengakui kebenaran yang datang dari Allah lewat Rasul-Nya karena disebabkan faktor-faktor keduniawian, yang paling utama ialah, hasrat akan kedudukan dan kekuasaan yang dimilikinya di tengah masyarakat.

Fir’aun adalah seorang raja, bahkan mengaku sebagai Tuhan kepada rakyatnya. Abu Jahal pun pemimpin tertinggi kaum Quraisy saat itu. Dan mereka berdua sama-sama khawatir kalau-kalau nanti kekuasaan mereka direnggut oleh Sang Nabi.

Dan akhirnya, kehidupan mereka pun berakhir tragis, bersama dengan berakhirnya kesombongan dan kebodohan mereka.

***

Kisah kedua juga masih direntang masa Rasulullah masih hidup. Yaitu ketika pembebasan kota Mekah.

Bayangkan, di fase Mekah, Rasulullah sudah berdakwah secara lembut dan sabar kepada kerabat-kerabatnya sesama suku Quraisy. Namun justru apa yang didapati Rasulullah? Beliau malah dimusuhi, ditentang, dituduh orang gila, dilempari kotoran unta, diboikot, bahkan, saat beliau berdakwah di kota Thaif, Rasulullah dilempari batu oleh masyarakat Thaif, hingga terluka parah.

Sampai pada akhirnya, pada peristiwa pembebasan kota Mekah pada tahun 8 Hijriah, para penduduk Quraisy yang notabene masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan Rasulullah, merasa ketakutan.

Teringat jelas bagi mereka, perlakuan yang selama ini mereka berikan kepada Rasulullah di masa awal kemunculan Islam.

Mereka pun menjadi khawatir, apakah Rasulullah akan memperlakukan mereka sebagaimana mereka memperlakukan Rasulullah saat dahulu kala? Faktanya, tidak.

Dengan berpegang kepada pintu Ka’bah, beliau bersabda:

“Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah,”

“Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangkan tentang apa yang akan aku lakukan terhadap kalian?”

Mereka pun menjawab, “Saudara yang mulia, anak dari saudara yang mulia.”

Beliau bersabda, “Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya:

‘Pada hari ini tidak ada cercaan atas kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas!”

Kisah Yusuf, kisah terbaik dalam Al-Qur’an, sepanjang surat mengisahkan sosok Nabi Yusuf sedari kecil hingga ia menjadi seorang pemimpin negeri Mesir. Dan apa yang dialami Yusuf ketika kecil, dimusuhi oleh saudara-saudaranya akibat kecemburuan mereka, tidaklah menjadikan Yusuf membenci apalagi mendendam kakak-kakaknya.

Sebagaimana Rasulullah yang sangat mencintai seluruh umat manusia. Menjadi rahmat bagi seluruh alam termasuk kerabat dekat, suku Quraisy yang dulu pernah menyiksanya bahkan membunuh sahabatnya.

Begitupula kesamaan efek yang terjadi ketika Nabi Yusuf dan Rasulullah membalas keburukan dengan kebaikan.

Saudara-saudara Yusuf menjadi tokoh-tokoh pemuka agama Yahudi yang beriman kepada Allah tanpa menyekutukanNya. Begitu juga suku Quraisy yang kita kenal hingga hari ini, masih memegang teguh keimanannya dan berupaya menjaga dengan sebaik-baiknya warisan Rasulullah berupa ilmu dan hikmah, serta tempat kita bersujud hingga hari akhir, Masjidil Haram.

Semoga kita senantiasa dapat mengambil pelajaran dari setiap kejadian di masa lalu, mencari pola dan menerapkannya di kehidupan kita saat ini hingga di masa mendatang.

Wallahu alam.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.