Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam keberhasilan sebuah generasi. Karenanya konsep pendidikan menjadi sebuah tolak ukur kebaikan ataupun keburukan yang akan tercipta dari proses pendidikan tersebut. Islam sangat memperhatikan konsep pendidikan, sehingga lahir orang-orang hebat yang bukan hanya berilmu namun juga mampu menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Mari kita simak salah satu firman Allah dalam Qur’an Surat Al-Araf : 157
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.”
Allah telah menjelaskan bagaimana konsep dalam pendidikan sebuah generasi yang lahir dari Sang Guru teladan sepanjang zaman ini tercipta dengan izin Allah tentu selalu merujuk pada Al-Qur’an. Allah telah menjadikan Al-Qur’an ini sebagai panduan yang lengkap dan sempurna untuk diaplikasikan dengan sangat ringan dan mudah. Meski begitu, hasil dari konsep pendidikan yang bersumber dari Al-Qur’an sangat menakjubkan. Bahkan sampai dikatakan oleh Allah sebagai Umat Terbaik.
Yaitu mereka yang berbuat ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, menghalalkan segala yang baik dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka. Merekalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, memuliakanNya, menolongNya dan mengikuti petunjuknya yaitu Al-Qur’an. Berangkat dari ayat diatas ternyata dasar atau pondasi dalam sebuah konsep pendidikan adalah keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Tentu ini erat kaitannya dengan orientasi atau tujuan pendidikan itu sendiri. Pada tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Menjadi Guru Berkualitas untuk Umat Terbaik” ini sempat dibahas tentang tujuan pendidikan. Yaitu dalam ‘visi pendidikan’ itu harus selaras dengan ‘visi penciptaan’.
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Dari sini kita dapati bahwa dalam visi pendidikan harus sesuai dengan visi penciptaaan yaitu menghamba, beribadah dan mengabdikan diri kepada Allah subhanahu wata’ala. Maka dapat kita simpulkan bahwa visi ini harus selaras untuk mendapatkan keridhoan Allah subhanahu wata’ala semata berarti orientasi yang harus dihadirkan dalam proses pendidikan juga selaras dengan kehidupan akhirat yang kekal. Seperti dalam firman Allah Qur’an Surat Al-Qasas : 77
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.”
Kita diperintahkan Allah untuk mencari dengan kesungguhan dan usaha lebih yaitu bekal di negeri akhirat (pahala). Sedangkan untuk dunia, Allah hanya mengingatkan untuk tidak melupakan bagian kita di dunia yang artinya cari seperlunya sesuai dengan yang kita butuhkan karena sesungguhnya segala yang ada di kehidupan dunia sudah Allah jamin. Tapi kehidupan akhirat yang sebenarnya, Allah tidak menjamin apa-apa untuk kita.
Pantas jika generasi terbaik yang lahir di zaman Rasulullah mereka tidak takut akan kelaparan, kemiskinan, bahkan mati sekalipun. Karena begitu kokoh keimanan mereka, pandangan hidup mereka hanya untuk negeri akhirat. Jadi penting bagi para pendidik untuk menanamkan pandangan dalam proses pendidikan kepada negeri akhirat. Yang dengannya akan lahir generasi yang tidak takut akan kehilangan dunia asalkan mendapatkan keridhoan Allah subhanahu wata’ala.
Inilah PR besar pendidikan zaman ini, banyak sekali orang-orang yang lahir dari proses pendidikan yang orientasinya bukan pada negeri akhirat (berlandaskan iman) mereka cenderung berbuat kerusakan pada bumi, mengedepankan nafsu dan syahwat, menghalalkan segala yang buruk, dan mengharamkan segala yang baik yang pada akhirnya itu semua memberikan beban yang lebih berat di pundak generasi setelahnya.
Semoga dengan ini semua, kita mampu mengaplikasikan iman dan Al Qur’an dalam konsep pendidikan. Agar tercipta generasi yang kokoh yang berorientasi pada akhirat yang dengan keimanan dan keilmuannya mampu menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Aamiin.
Wallahu’alam
Sumber .
Al-Quran Nul Karim
Kajian Ustad Budi Ashari “Konsep Pendidikan dalam Islam.
Pemahaman dalam proses perkuliahan “Metode Pendidikan Rasul” oleh Ustad Rofiq Hidayat.
Leave a Reply