AKADEMI GURUAL FATIH | Pada hari Jum’at tanggal 13 Desember 2019 kami para mahasiswa AGA diundang dalam acara kuliah perdana AGA 6 di Kuttab Depok. Alhamdulillah Allah berikan kesempatan kepada kami untuk menghadiri acara tersebut. Pengisi materi pada sore hari adalah Ustadz Budi Ashari, Lc. Masya Allah beliau memberikan gambaran tentang Al Fatih dari bagaimana Al Fatih mulai didirikan dan bagaimana landasan pendirian Al Fatih hingga penguatan kepada kami untuk menjadi seorang guru yang baik. Modal yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah:
- Memiliki Niat yang Ikhlas
Menjadi seorang guru harus memiliki niat yang lurus karena Allah. Guru harus memastikan bahwa tidak ada tarikan atau dorongan dari dunia yang dapat menggoyahkan niat karena Allah.
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Ahmad)
Mengajar generasi untuk memunculkan peradaban Islam bukanlah hal yang mudah. Maka perlu disiapkan ruh yang kokoh yang tidak goyah dengan kefanaan dunia. Dekatnya seorang guru kepada Allah menjadikan hatinya selalu terpaut dengan Allah. Seorang guru perlu mempelajari ilmu tazkiyatun nafs agar senantiasa membersihkan hati dan jiwa dalam menapaki perjuangan dalam dunia pendidikan.
- Meningkatkan Keilmuan
Modal kedua yang harus dimiliki seorang guru adalah kecenderungannya untuk selalu meningkatkan kapasitas keilmuannya.
“Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya (hanya) orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az Zumar: 9)
Seorang guru harus mampu mengelola akal pikirannya untuk selalu haus dan tidak pernah puas akan ilmu yang Allah titipkan. Semakin seorang guru menikmati kebesaran ilmu, maka akan semakin tunduk jiwanya kepada Allah. Niat yang ikhlas dan keilmuan yang kokoh akan membuahkan karya berupa amal-amal yang mulia.
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al Hujurat: 10)
Dalam membangun peradaban dibutuhkan kesolidan dari para pejuangnya. Sebagai seorang guru, sudah seharusnya berusaha untuk selalu merajut ukhuwah antar sesama. Hak dan kewajiban dalam bersaudara sesama muslim harus diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Toleransi dengan sesama kaum muslimin harus dikedepankan. Latihlah diri untuk berhati-hati dalam berucap dan dalam berprilaku agar tidak ada hati yang terdzhalimi.
Ketiga hal di atas merupakan modal untuk menjadi seorang guru yang tidak hany dijadikan teori dan wawasan saja, melainkan harus diterapkan semaksimal mungkin dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh: H.I.R
Mahasiswi AGA 4
Leave a Reply